Pangkep, SouthSulawesiNews25.com – Perayaan adat di Kabupaten Pangkep berubah menjadi duka setelah seorang pemuda, Fajar (18), meninggal dunia saat menjalankan ritual angngaru. Insiden ini terjadi pada Selasa, 29 Oktober 2024, di Kampung Malise, Kelurahan Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, ketika Fajar tertusuk keris Bugis miliknya sendiri.
Berdasarkan informasi yang diterima oleh SouthSulawesiNews25.com, Fajar terlibat dalam ritual penyambutan mempelai pria dalam acara pernikahan, dengan mengikuti prosesi angngaru yang melibatkan penggunaan keris sebagai bagian dari tradisi budaya Bugis. Di tengah prosesi tersebut, keris yang digenggamnya tak sengaja melukai dirinya sendiri, menembus dada sebelah kiri. Akibat luka itu, Fajar segera terjatuh dan tak sadarkan diri di hadapan para tamu yang hadir.
Meskipun segera dilarikan ke Puskesmas Pundata Baji, nyawa Fajar tak dapat diselamatkan. Kejadian ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga serta masyarakat yang turut menyaksikan insiden tragis tersebut.
Tradisi angngaru memiliki arti yang mendalam bagi suku Bugis-Makassar. Ritual ini dulunya merupakan ikrar kesetiaan para prajurit kepada rajanya, melambangkan keberanian dan loyalitas. Kini, meskipun tak lagi terkait dengan perang, angngaru masih dilestarikan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan kearifan lokal. Namun, peristiwa tragis ini menimbulkan keprihatinan terkait keamanan dalam menjalankan tradisi yang melibatkan senjata tajam.
Peristiwa memilukan ini menjadi pengingat akan pentingnya langkah-langkah keselamatan dalam prosesi budaya yang melibatkan benda tajam, agar tradisi tetap terlaksana tanpa mengorbankan keselamatan.