
Menjelang Konferensi PGRI yang akan digelar pada 24-25 Januari di Hotel Lallangan Makale, sosok Syukur Rantelino tampil sebagai salah satu calon kuat menahkodai organisasi guru di Tana Toraja. Konfrensi yang puncaknya adalah pemilihan Ketua PGRI periode 2025-2030 pada 25 Januari ini, akan mempertemukan ratusan guru dari seluruh wilayah Tana Toraja untuk mendiskusikan masa depan pendidikan dan terlebih menyapakati siapa yang layak memimpin PGRI Tana Toraja.
Syukur Rantelino, seorang purnabakti pendidik berpengalaman dengan dedikasi tinggi, menyatakan kesediaannya untuk mengabdikan masa pensiunnya secara penuh untuk mengembangkan PGRI Tana Toraja. “Saya siap memberikan seluruh kemampuan dan pengalaman saya untuk membesarkan organisasi guru ini,” tegasnya kepada awak media. Komitmennya untuk fokus total pada kepengurusan PGRI menunjukkan tekad kuat dalam membawa perubahan signifikan pada organisasi profesi guru tersebut.
Visi utama Syukur adalah membawa inovasi pendidikan yang mampu menjawab tantangan abad 21. Ia secara khusus menekankan pentingnya pendidikan karakter melalui metode deep and collaboration learning, yang tidak sekadar transfer pengetahuan, melainkan proses transformasi nilai-nilai fundamental dalam diri peserta didik yang dikembangkan oleh pendidik berkolaborasi dengan semua stakeholder. “Pendidikan bukan sekadar membuat siswa cerdas, tapi membentuk manusia berkarakter yang siap menghadapi kompleksitas zaman,” paparnya sambil mengingatkan penekanan Pak Menteri Pendidikan tentang 7 kebiasan anak Indonesia Berkarakter.
Selain itu, Syukur juga berkomitmen untuk mengembangkan program-program yang mendorong profesionalisme guru dan meningkatkan kualitas pendidikan di Tana Toraja. Ia memiliki gagasan untuk mengembangkan platform pelatihan berkelanjutan, program mentoring antarguru, dan sistem pendampingan yang komprehensif untuk mendukung pertumbuhan profesional para pendidik di daerah.
Kepemimpinan Syukur Rantelino diharapkan mampu membawa angin segar bagi PGRI Tana Toraja. Dengan pengalaman panjangnya sebagai pendidik, kepala sekolah, pengawas, dan pernah memegang jabatan penting di Dinas Pendidikan Tana Toraja, ia dipandang sebagai sosok yang tepat untuk membawa organisasi ini ke level yang lebih strategis, juga mengingat jaringan ke provinsi hingga ke pusat bukan kaleng-kaleng.
Bursa pencalonan Ketua PGRI Tana Toraja periode 2025 – 2030 kabarnya akan diikuti oleh beberapa Pengurus PGRI Periode kepengurusan 2020 – 2025. “Semakin banyak calon yang maju semakin menunjukkan organisasi ini dicintai oleh kader-kadernya”, tuturnya. Ditanya soal calon yang berasal dari luar, Syukur menjawab, “Sah-sah saja yang penting mengikuti mekanisme atau aturan tata tertib calon,” tutupnya dengan tersenyum.