
Paris, 15 Mei 2024 – Pembalap MotoGP asal Prancis, Fabio Quartararo, mengungkapkan betapa sulitnya keputusan untuk tetap bersama Yamaha, meskipun ia masih memiliki keyakinan kuat pada proyek yang tengah berjalan. Sejak Januari, pabrikan Jepang tersebut menunjukkan perubahan signifikan dalam cara kerja yang membuat Quartararo yakin untuk terus berjuang bersama mereka.
Quartararo, yang telah bergabung dengan Yamaha sejak debut MotoGP-nya pada 2019 bersama tim Petronas, berhasil meraih tiga kemenangan untuk tim satelit pada 2020. Kesuksesan ini berlanjut dengan raihan gelar juara dunia pada 2021 bersama tim pabrikan. Namun, perjalanan kariernya bersama Yamaha tidak selalu mulus. Sejak musim panas 2022, Quartararo dan motornya, YZR-M1, belum meraih kemenangan lagi, membuatnya turun dari peringkat pertama pada 2021 ke peringkat sepuluh pada 2023.
“Keputusan saya untuk kembali menandatangani kontrak dengan Yamaha tidak mudah,” ujar Quartararo dalam wawancara dengan Crash. “Namun, saya merasa bahwa meninggalkan tim saat masih percaya pada proyek ini adalah sebuah kesalahan. Saya sangat percaya pada Yamaha dan diri saya sendiri. Saya yakin kami akan bangkit kembali.”
Menurut Quartararo, keputusan untuk memperpanjang kontrak dengan Yamaha didasarkan pada perubahan signifikan yang terjadi sejak Januari. “Cara kerja baru yang diterapkan sejak awal tahun ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat dalam dua tahun terakhir. Ini merupakan revolusi dalam tim,” jelasnya. “Para insinyur baru, termasuk insinyur Jepang, benar-benar mengubah pola pikir menjadi lebih agresif, dan saya yakin ini akan membuat segalanya berjalan lebih cepat.”
Salah satu perubahan besar di Yamaha adalah kedatangan Max Bartolini, direktur teknis baru dari Ducati. Quartararo menyebut kehadiran Bartolini sebagai faktor penting dalam keputusannya untuk tetap bersama Yamaha. “Max adalah sosok besar yang membawa banyak pengetahuan dan semangat baru ke tim. Pertemuan pertama saya dengannya berlangsung selama tiga jam, di mana saya belajar banyak dari pengalamannya,” ungkap Quartararo.
Quartararo mengakui bahwa meskipun ada banyak perubahan positif, musim ini akan tetap sulit bagi Yamaha. “Saat ini, fokus kami bukan pada hasil jangka pendek, tetapi pada pengembangan motor untuk paruh kedua musim ini dan tahun depan. Tahun ini akan menjadi tahun yang sulit, dan saya tidak berharap banyak kemenangan atau podium,” katanya.
Setelah lima seri balap, Quartararo berada di urutan kedua belas dalam klasemen kejuaraan dunia dengan 25 poin, yang lebih banyak dari jumlah poin yang dikumpulkan oleh pembalap terbaik lainnya di sepeda Jepang, Joan Mir dari Repsol Honda. Meski sempat finis ketiga dalam balapan Jerez Sprint sebelum terkena penalti, Quartararo menyadari bahwa perubahan besar tidak akan terjadi secara tiba-tiba.
“Kami masih harus belajar banyak dengan motor baru ini dan menyesuaikan diri dengan mentalitas serta setting baru. Namun, saya tahu pekerjaan yang dilakukan saat ini adalah untuk menjadi lebih kompetitif di masa mendatang,” tambah Quartararo. “Yamaha juga percaya kepada saya untuk membantu proyek ini berkembang dan kembali meraih kemenangan. Kami telah melakukannya beberapa tahun lalu, jadi saya yakin kami bisa melakukannya lagi.”
Masa depan Quartararo di Yamaha tampak cerah, meskipun masih ada tantangan besar di depan. Rekan setimnya pada 2025, Alex Rins, dan identitas tim satelit yang direncanakan masih belum dikonfirmasi. Namun, dengan semangat dan keyakinan yang dimiliki Quartararo, harapan besar ada pada Yamaha untuk kembali meraih kejayaan di dunia MotoGP.