
Luwu Utara — Ada yang luput dari pelaksanaan Apkasi Otonomi Expo (AOE) 2025, event pameran potensi daerah bertajuk Trade, Tourism, Investment and Procurement dengan tema “Produk Lokal Mengglobal”, yang diikuti Pemda Luwu Utara belum ini di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Kabupaten Tangerang, Banten.
Orang nomor satu di Kabupaten Luwu Utara, Bupati Andi Abdullah Rahim, rupanya mendapatkan kesempatan interview di salah satu televisi nasional, tvOne, pada program “Apkasi Talk”. Bupati Andi Rahim memaparkan potensi Luwu Utara di beberapa sektor, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, sport tourism, dan pariwisata.
Saat ditanya potensi apa yang dimiliki Luwu Utara, Andi Rahim langsung menyebutkan beberapa potensi unggulan daerah yang spesifik. Salah sartu di antaranya adalah bersa tarone. Diketahui beras tarone merupakan salah satu komoditi primadona Luwu Utara yang selalu dipamerkan pada kegiatan pamerang pembangunan, termasuk di Apkasi.
Bupati Andi Rahim menyebutkan, beras tarone merupakan salah satu jenis beras di Luwu Utara yang sangat digemari masyarakat, bukan hanya di Luwu Utara, tetapi juga masyarakat Sulawesi Selatan. “Beras ini diproduksi di Seko, sebuah wilayah yang letaknya di atas pegunungan. Ini ialah beras organik, yang hanya panen enam bulan sekali,” papar Bupati.

Bupati Andi Rahim menyebutkan, setiap kali panen, bisa menghasilkan enam ton gabah kering panen (GKP). “Ini tidak pakai pupuk sama sekali, kecuali pupuk kendang ya, dan juga tidak pakai pestisida, full organik,” ungkapnya. Kendati demikian, beras ini dijual terbatas. Mengingat jarak Seko yang sangat jauh dari ibu kota kabupaten, Masamba.
“Saat ini, kami tidak melakukan penjualan secara agresif, karena wilayahnya yang jauh. Jaraknya dari ibu kota kabupaten jauh sekali, juga infrastruktur jalan yang masih belum baik, tetapi dalam progress pekerjaan,” bebernya. Alasan lain, karena ada kekhawatiran saat permintaan terhadap beras ini meningkat, sementara aksesnya masih sulit dilalui.
“Makanya tahun ini, kami mendorong agar dilakukan pendataan cetak sawah baru di Kecamatan Seko. Semoga tahun depan, kita sudah bisa cetak sawah baru. Ya, 2.000 hektar kami minta sama Bapak Mentan untuk bisa dicetak di sana untuk beras tarone,” terangnya, sembari menyatakan kesiapannya untuk mendukung Asta Cita Presiden Prabowo.
Selain beras tarone, Andi Rahim memaparkan potensi kakao yang dimiliki daerah berjuluk Bumi La Maranginang tersebut. Menurutnya, potensi kakao Luwu Utara masih menjadi salah satu yang terbaik di Sulsel. Saat ini, kata dia, luas lahan kakao di Lutra sudah mencapai 30.000 ha. “Sebelum terjadi banjir, luas lahan kakao malah mencapai 50 ribu ha. Alhamdulillah, pasca-bencana ini, kami terus berusaha menanganinya dengan cara penthahelix,” ungkapnya.
“Kami libatkan semua komponen masyarakat yang ada, dan alhamdulillah sudah mulai tertangani. Semoga banjirnya sudah bisa kita tangani dengan baik, sehingga kakao Luwu Utara bisa kembali berjaya,” sambung dia. Alumnus Falultas Teknik Unhas ini juga mengungkapkan bahwa kondisi kakao Luwu Utara kini mulai terlihat membaik di wilayah dataran tinggi.
“Alhamdulillah, kini sudah mulai naik lagi. Sudah mulai ada penanaman lagi, terutama di wilayah dataran tinggi, dan itu sudah mulai produksi. Kami sudah lihat saat turun langsung ke lapangan, dan alhamdulillah sudah mulai ada peningkatan untuk kakaonya,” ungkapnya lagi.
Yang menarik, Andi Rahim juga membeberkan potensi kopi Seko yang saat ini telah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kementerian Hukum dan HAM, sebagai bukti jaminan kepemilikan dan kualitas kopi Seko yang memang sangat terkenal dengan rasa dan aromanya yang khas, yang tidak dimiliki jenis kopi lainnya yang ada di Indonesia.
“Kami baru-baru ini, tepatnya saat perayaan HUT ke-80 RI kami mendapatkan sertifikat IG untuk kopi Seko. Kopi Seko ini memang spesial, jenis kopi organik yang tumbuh di atas 1000 mdpl. Jadi, rasanya khas. Kopi Arabika Seko Luwu Utara namanya. Alhamdulillah, kami sudah dapat sertifikat IG-nya dari Kementerian Hukum dan HAM,” ungkapnya lagi.
Saat host tvOne menanyakan potensi pariwisata Luwu Utara, Bupati langsung antusias menjawab pertanyaan tersebut. Seperti biasa, objek wisata permandian air panas Pincara menjadi jawaban primadona. Mengingat permandian air panas Pincara ini unik, yang keunikannya tak dimiliki oleh objek wisata serupa yang ada di Sulsel, bahkan Indonesia.
“Kita juga punya objek wisata permandian air panas Pincara. Ini luar biasa. Kita bisa merasakan suhu air panas Pincara yang sangat beragam. Ada suhu 70 derajat, 50 derajat, dan 30 derajat. Bahkan sungai alami juga ada,” papar Andi Abdullah Rahim lagi.
Keindahan alam Seko juga menjadi bahan promosi Bupati. “Berkunjunglah ke Seko. Kita akan melihat bagaimana alam Seko dengan ketinggian di atas 1.000 mdpl, savanahnya yang luas, kita juga bisa membuat aktivitas di sana, melalui olahraga ekstrim. (LHr)