Jeneponto — Southsulawesinews –Pada Jumat, 10 Mei 2024, pukul 20.00 Wita, perairan Pelabuhan Bungeng, Kecamatan Batang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan menjadi saksi dari tragedi kapal yang mengguncang. Kapal Layar Motor (KLM) “BERKAT BUANA RAHMAT” yang berangkat dari pelabuhan Bima, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan muatan 180 ton garam, mengalami musibah ketika berlayar menuju pelabuhan tujuan. Meskipun dalam perjalanan yang seharusnya rutin, kapal ini menemui nasib buruk, tenggelam di perairan Bungeng.
Para awak kapal segera merespons keadaan darurat dengan meminta bantuan kepada pihak sahbandar Bungeng segera setelah insiden terjadi, sekitar pukul 20.00 WITA. Tanggap atas panggilan tersebut, pihak sahbandar segera mengerahkan kapal kayu JABAL RAHMA untuk menyelamatkan kru yang terdampar di tengah laut. Pada pukul 21.00 WITA, kapal penyelamat itu berlayar menuju lokasi kejadian, memulai operasi penyelamatan yang penuh tantangan.
Operasi penyelamatan tidaklah mudah. Gelombang besar dan kondisi cuaca yang tidak bersahabat membuat usaha penyelamatan menjadi lebih rumit. Namun, semangat dan determinasi para petugas penyelamat tidak pernah padam. Setelah berupaya keras, akhirnya, sekitar pukul 02.00 WITA pada hari Sabtu, 11 Mei 2024, kelima anak buah kapal (ABK) berhasil dievakuasi dari reruntuhan “BERKAT BUANA RAHMAT”.
Di antara ABK yang selamat tersebut tercatat:
- SYAMSUDDIN, Umur 49 Tahun, Alamat: Bima (MASINIS).
- RAMLIN, Umur 38 Tahun, Alamat: Kabupaten Sinjai (KAPTEN).
- AZWAR ANAS, Umur 26 Tahun, Alamat: Bima (ABK).
- NATHAN, Umur 19 Tahun, Alamat: Maumere (ABK).
- ANDRE, Umur 20 Tahun, Alamat: Maumere (ABK).
Setelah dievakuasi, kelima ABK tersebut dibawa ke kantor sahbandar pelabuhan Bungeng, Kecamatan Batang, Kabupaten Jeneponto. Di sana, mereka diberikan pertolongan pertama dan penanganan lebih lanjut untuk memastikan kondisi kesehatan mereka.
Sementara itu, penyebab pasti karamnya kapal masih menjadi misteri dan sedang dalam penyelidikan lebih lanjut. Otoritas terkait sedang mengumpulkan bukti dan informasi untuk mengetahui apa yang menyebabkan tragedi ini, serta untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan.
Insiden ini menjadi pengingat akan risiko yang terkait dengan pelayaran, serta pentingnya kesiapan dan respons cepat dalam menghadapi situasi darurat di laut. Meskipun tragedi ini menelan korban, keselamatan lima ABK merupakan cahaya harapan di tengah kegelapan tragedi, menunjukkan bahwa kekuatan manusia untuk bertahan dalam kondisi terburuk tetap menyala, bahkan di lautan yang ganas.