Washington DC, 12 November 2024 – Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia kembali mengalami eskalasi, ditandai dengan klaim mengejutkan dari pihak intelijen Rusia yang menuduh AS berencana untuk menggulingkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada tahun 2025. Informasi ini muncul di tengah konflik yang terus berlanjut di Ukraina sejak invasi Rusia pada awal 2022, yang telah menciptakan ketegangan berkepanjangan di kawasan Eropa Timur.
Kekhawatiran di Kalangan NATO
Kabar tentang rencana AS tersebut memicu kekhawatiran di kalangan anggota NATO, terutama karena berpotensi memperdalam konflik. Meski beberapa negara anggota NATO terus mendukung Ukraina, banyak di antaranya masih enggan mengirimkan pasukan secara langsung karena risiko eskalasi, termasuk kemungkinan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia. Hal ini juga memunculkan perpecahan dalam aliansi Barat, yang selama ini berusaha bersatu dalam menghadapi ancaman Rusia.
Sikap AS yang Masih Belum Jelas
Hingga berita ini diturunkan, pihak AS belum memberikan tanggapan resmi atas klaim yang dilontarkan Rusia. Beberapa pengamat menilai bahwa tuduhan ini bisa semakin memperburuk situasi politik Ukraina, yang sudah terpecah akibat konflik berkepanjangan. Ketidakpastian ini berpotensi memperpanjang krisis bersenjata yang berdampak pada ekonomi global dan keamanan energi, terutama di Eropa yang sangat bergantung pada stabilitas kawasan.
Dampak Geopolitik di Eropa Timur
Situasi ini mencerminkan semakin kompleksnya diplomasi internasional di kawasan Eropa Timur, dengan Rusia dan negara-negara Barat yang terus berusaha memperkuat pengaruh mereka. Kabar mengenai rencana penggulingan Zelensky oleh AS, meskipun belum terbukti, menambah ketidakpastian dan ketegangan di wilayah tersebut, yang bisa berdampak panjang terhadap peta kekuatan global.