southsulawesinews25.com — Kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Indonesia mendapat sorotan luas dari media internasional, yang menyoroti pesan penting tentang perdamaian, keberagaman, dan toleransi yang disampaikannya dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka pada Rabu (4/9/2024). Dalam kunjungan apostolik yang berlangsung selama empat hari ini, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik menyampaikan seruan untuk menjaga kerukunan di tengah keberagaman Indonesia.
Laporan dari The Associated Press (AP) menggarisbawahi desakan Paus kepada pemerintah Indonesia untuk menepati janjinya menjaga “harmoni dalam keberagaman” dan melawan segala bentuk intoleransi beragama. AP juga mencatat bagaimana Paus Fransiskus memuji keunikan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, yang diibaratkannya sebagai mosaik luar biasa, di mana setiap pulau menyumbangkan sesuatu yang berharga dan unik dalam membentuk identitas nasional.
Sementara itu, Vatican News, media resmi Vatikan, menyoroti pernyataan Paus tentang semboyan nasional Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda tetapi Satu”. Dalam pidatonya di hadapan otoritas sipil, Paus Fransiskus menekankan bahwa semboyan ini mencerminkan kenyataan sosial Indonesia, di mana beragam suku bangsa dan agama hidup berdampingan dalam persatuan. Ia juga menekankan komitmen Gereja Katolik untuk terus mendukung dialog antaragama sebagai bagian dari upaya menciptakan kerukunan dan perdamaian.
AsiaOne, media berbasis di Singapura, juga memberikan perhatian pada peringatan Paus terhadap bahaya ekstremisme agama. Dalam pidato yang disampaikan pada hari pertama kunjungannya, Paus menegaskan bahwa ekstremisme dapat merusak keyakinan sejati melalui manipulasi dan kekerasan. Ia menyerukan agar para pemimpin politik di Indonesia tetap waspada dan bekerja sama dalam memerangi ancaman ini. Media tersebut juga melaporkan bahwa Paus Fransiskus berjanji untuk memperkuat dialog antaragama sebagai cara untuk melawan ekstremisme yang berkembang di berbagai belahan dunia.
Dari Malaysia, MalayMail mengangkat pentingnya hubungan antaragama yang lebih kuat untuk melawan ekstremisme dan intoleransi, sebagaimana yang disampaikan oleh Paus dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi. Media tersebut menyoroti pesan Paus Fransiskus yang menekankan pentingnya dialog antaragama sebagai alat untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dari tanggal 3 hingga 6 September 2024 ini mencakup berbagai pertemuan penting, termasuk dengan para uskup, imam, biarawan-biarawati, dan kaum muda Katolik di Jakarta. Paus juga dijadwalkan mengadakan pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal, yang diikuti dengan Misa Suci di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang diperkirakan akan dihadiri oleh puluhan ribu umat Katolik.
Paus Fransiskus dijadwalkan meninggalkan Indonesia pada Jumat (6/9/2024) menuju Papua Nugini, sebagai bagian dari perjalanan panjangnya melintasi Asia Tenggara dan Oseania. Kunjungan ini, yang dipenuhi dengan pesan-pesan perdamaian dan persatuan, menjadi momen penting bagi Indonesia dan dunia, mengingatkan semua pihak akan pentingnya menjaga keberagaman dan toleransi dalam menghadapi tantangan global.